Senin, 15 Juni 2015

Rindu.

masalah. siapa nggak punya masalah? semua punya. pasti punya.
kata orang-orang dulu itu kita nggak boleh lari dari masalah. masalah itu harus diselesaikan.

ngomong emang lebih mudah dari merealisasikan.

ada orang yang paling benci jika masalah datang. coba tebak kenapa. ya, cuma karena dia tidak bisa bergerak menyelesaikannya. dia lebih memilih menghindari datang nya masalah dengan berprilaku baik. sebaik yang dia bisa.

tapi, itu tidak akan mendewasakannya.

ya. dia tau itu.

pernah sebuah masalah datang. dan setelah disadarkan iapun sadar untuk bergerak menyelesaikannya. ya semua selesai. nampaknya selesai. tapi dia yakin meski dahan sudah di pangkas dan taman sudah tidak muram lagi, tapi akar pohon masih ada. tapi apa daya, sudah berkali ia mencoba mencabut akar, tapi akar tersebut yang meng-enggankan diri untuk dicabut. lantas dia bisa apa?

satu perkara selesai.

kemudian datang masalah lagi.
ya datang. kali ini masalah datang dalam bentuk yang semu. bagai asap. tak jelas asalnya. tapi ia ada. namun pasti tak ada asap kalau ada api.

karena dia bukan tipe orang yang suka masalahnya diketahui banyak orang, bertanya hanya akan membuat orang lain tau ia tengah dalam masalah. ia lebih memilih mengusut sendiri. meski setelah sekian lama, berlarut-larut, ia hanya sibuk dengan spekulasi dari dirinya sendiri. spekulasi yang tidak memberikan jawaban pasti.

seharusnya ia bertanya. bertanya pada sekelilingnya. bertanya kenapa. meminta maaf sekiranya memang. tapi ia terus yakin bahwa cara yang ditempuhnya ini benar.
caranya untuk memperbaiki meski tak disuarai.
memperbaiki tanpa mereka tau kalau ia tengah berusaha memperbaiki.
ketakutannya adalah ia akan membratkan orang yang tidak tau apa-apa hanya karena salah memilih tempat bertanya.
ketakutannya hanyalah jikalau tempatnya bertanya memberikan saran dan ia tidak melakukannya, maka orang tersebut akan tersinggung.
ketakutannya jika ia kembali bertanya, masalah memang selesai, namun sering dengan itu muncul senyum-senyum palsu yang justru makin memberatkan hatinya. atau bahkan bila selesai akan berujung dengan.. ah.. ia tak sanggup mengatakannya
dan ketakutan ketakutan lain yang tidak dapat ia ungkapkan.
yang jelas ia takut untuk bertanya.

meskibegitu kenapa kalimat pertanyaan selalu berat keluar dari mulutnya.
kenapa ini bisa terjadi?
kenapa mereka memilih begitu?

mungkin memang ada kesalahan yang telah ia lakukan.
tapi,
kalau ia salah kenapa tidak titegur dari dulu?
kalau ia salah kenapa tidak ada yang mengatakannya?
kalau ia salah kenapa...

kembali hadir banyak pertanyaan yang tak terjawab.

mungkin ia takut di kritik?
mungkin ia takut disalahkan?
mungkin ia takut ditinggalkan?
mungkin ia..

kembali hadir banyak pertanyaan yang tak terjawab.

ia menghembuskan nafas berat. berbaring menghadap langit-langit kamar. ia merasakan kerinduan amat sangat.

rindu.

adzan ashar mulai menggema. satu yang iya tau, ia akan pergi mengadu pada sang Maha. mengadukan sedih hatinya. mengadukan airmata jatuh menghujam ke dasar hati. kerinduan yang hanya dapat dibisikkannya pada bumi. semoga bumi berkenan menyampaikan rindunya paada mereka.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar