Sabtu, 13 Juni 2015

hallo selamat malam!
seindah apapun rumah keluarga, rumah sendiri lebih enak.
seeenak apapun lapak sebelah, lapak ini juga yang berasa rumah sendiri.
oke. agak nggak nyambung ya? hahahha
lumayan lelah berada di lapak sebelah.
mungkin hati ini belum cukup kuat untuk ada di lapak sehebat lapak sebelah. setelah sekian lama melupakan lahan garapan di tanah orange karena berkecimpung di tanah biru, tapi kini aku kembali.

tapi ini serius.
entah kenapa lapak sebelah ahir-ahir ini berasa kurang  nyaman.
gak tau lah kenapa.

oke.
tau kok kenapa. cukup tau malah. makanya lelah.
lapak sebelah melatih hati ini tinggi. memaksa tangan menari irama yang, rasa-rasanya bukan irama khas milik diri sendiri.
otak memaksakan jari untuk menari di irama khas orang kebanyakan.
awalnya sih menikmati karena tertantang. tapi.. lama-lama ya gini. capek sendiri.

terlepas dari curhat colongan barusan, malam ini saya tersentil sama sebuah fakta yang, hah, bukan tersentil, tapi merasa terinjak-injak. merasa malu. merasa benar tidak ada apa-apanya.

adik: kak, tau itu mesjid apa?  *nunjuk kover salah satu buku yang bergambar sebuah mesjid dengan kubah emas yang sudah tidak asing lagi bagi saya.
kakak: masjid al aqsa
adik: bukan
kakak:`*pasang muka bingung* serius?
adik: iya. itu dome of rock. buka masjid al aqsa.
kakak: *bengong. mikir. bingung. semua berkecamuk
adik: itu taktiknya.

ternyata, yang selama ini saya kira masjid al aqsa bukanlah masjid al aqsa yang sebenarnya. jadi saya termasuk dalam orang-orang yang terjebak oleh media.

saya enggak langsung percaya. saya masih nembak si pemberi berita dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengharuskan dia memberi bukti kuat kalau selama ini saya dan banyak orang telah salah. dia memang tidak bisa memberikan hadis landasan. namun dari hasil search yang kami lakukan, saya merasa apa yang dikatakan si pemberi berita itu benar. dan, tanpa kita sadari, dengan diputarbalikkan nya pengetahuan kita yang awam ini yang merasa masih mellihat masjid al aqsa berdiri tegak, membuat kita merasa amanm sehingga dibalik itu mereka malah dengan mudah menghancurkan yang asli. untuk bahasa lebih enaknya bisa di baca disini .

disaat saudara-saudara kita disana mempertaruhkan darahnya demi membela peniggalan suci agama kita, kita malah sibuk dengan hal-hal duniawi yang tidak akan kita bawa mati.
disaaat mereka diusia remaja sudah bisa memegang senjata untuk membela agamanya, kita disini hanya bisa pegang gadget untuk update status tentang lelahnya hidup kita. itu yang kita bilang lelah? lantas kalau kita saja sudah lelah, mereka yang ditinggal anggota keluarga nya yang mati syahid itu apa?

lelah siapa, kita atau mereka?

kita.

kita yang lelah.

mereka tidak lelah.

mereka tidak lelah dengan cobaan yang ada.

justru cobaan lah yang lelah mendatangi mereka. karena setiap cobaan itu datang, mereka menghadapinya dengan hati yang iklas. karena mereka tau, mereka adalah penduduk syurga. mereka hanya sementara di dunia. target mereka adalah syurga. dan jihad lah tiket mereka menujunya.

saya masih miris menyaksikan diri saya sendiri yang masih menganggap ringan perjuangan unutk mendapatkan tiket kembali. saya masih mengganggap sepele akann dosa-dosa kecil yang saya lakukan baik sengaja ataupun tidak. menganggap apa yang saya lakukan akan dimaafkan oleh sang maha pemaaf.

maaf memang diberikan, namun bukan untuk orang-orang yang tidak meminta ampunan.

ya Rabb.. jagalah diri-diri kami, hambamu yang lemah dan seringkali takabur. hambamu yang lebah dan sering kali sombong. hambamu yang lemah yang sering kali hilaf. jagalah kami ya Yang Maha Menjaga..




Rumah. 22:43 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar