Rasa-rasanya sebelum ini sudah ada saya posting masalah ekspek-meng-ekspek ini. Tapi, berhubung terjadi lagi, ya.. apa mau dikata. Nyesek itu butuh wadah pelampiasan teman. *langsung senderan di dinding* (Maunya sih senderan di bahu taylor lutner, tapi nggak boleh. Nggak muhrim)
Dan karna terjadi lagi, jadi tadi saya bercerita lah dengan seorang teman. Sebut saja si Sob. Nggak ada angin nggak ada ujan mendadak hal yang mengganjal di fikiran saya itu terlompatkan. Secara kita berdua sama-sama kenal dekat dengan sosok yang lagi-lagi saya ekspektasikan lumayan tinggi itu, malah si Sob ini keliatan lebih kenal dalam lagi sama si personnya. (bukan, bukan kenal dalam versi itu. BUKAN). Satu hal yang bikin saya yang awalnya kesel bin nyesek itu jadi tersentil dan berujung jadi pasrah dan ketawa sendiri adalah jawaban singkat dari si Sob ini. "Mungkin dia lagi puber tuh sob". Finish.
Ealah.. sindroma yang satu ini bener-bener dah ya, susah sekali di prediksi datang dan akibatnya. Kalau sudah ngebawa virus satu itu nggak ada lagi yang bisa di perdebatkan. Semua juga bisa jadi timbal balik jungkir balik bolak balik kalau diserang sama yang satu itu. Saya sendiri jadi maklum juga sih. Tuh kan, saya aja yang awalnya hipertensi bisa mendadak calmdown gitu cuma gara-gara diberi alasan bahwa pasti person itu lagi terjangkit virus yang satu itu. Saya jadi maklum sendiri juga, sendirinya juga pernah ngerasain hal yang sama soalnya. hahaha.
Ya itu tadi, kalau virus yang satu itu sudah melanda, kerasionalan isi kepala memag susah dijaga. Keseimbangan penggunaan otak dan logika dalam berfikir juga bakal lumpuh seketika. Mikir nggak lagi pak otak, tapi pake organ yang satu lagi, yang awal fungsinya buat detoksifikasi. Hati.
Selama virus itu menjangkitnya dua manusia yang masih nggak ada ikatan apa-apa,virus itu bakal benar-benar melumpuhkan. Tapi lain cerita kalau melanda populasi yang sudah seharusnya terkena virus itu. Justru baik. Tapi menilik fakta lapangan, virus itu banyak disalahgunakan kehadirannya.
Secara ilmiahnya virus yang dilemahkan bisa jadi obat. Bisa jadi vaksin. Tapi, virus yang menjangkit terlalu banyak, malah jadinya mudarat. Nah tu, baik-baik bertindak kalau tiba-tiba berasa si virus mulai datang. Jangan biarkan dia terlalu menguasai diri. Tapi segimanapun juga nggak ada ciptaan tuhan yang diciptakan secara mubazir. Pandai-pandai kita memanfaatkan aja. hehehe.
eh, tadi kan mau ngomongin masalah expektasi, kok jadi berujung sama si virus merah jambu toh. -_-
Solusinya, sebuah quote dari si Sob yang juga didapat dari bang Sob, yang sebenarnya hasil percakapan dan kayanya lebih enak ditulis ulang aja. (maaf bila ada penambahan bumbu-bumbu kalimat untuk memperindah)
"Jangan mengespektasikan tinggi suatu sosok. Nanti kalau keliatan jeleknya abang, lantas kalian nggak mau ngikutin nasehat baik dari abang? Hahaha. Kalau suatu saat keliatan buruk sosok yang kalian anggap baik itu, ingat aja baik-baiknya. Gimanapun juga orang itu sudah pernah terlihat baik kan.."
Intermezzo dikit, a new song darinya Maliq and the essentials, nyambung-nyambung dikit lah sama si virus, tapi nggak ada nyambung-nyambungnya sama si judul diatas. hahaha. Here: Drama Romantika.
Wassalamualaikum. Seeya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar