Judul :
Negeri Para Bedebah
Pengarang :
Tere Liye
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 433 Halaman
Di negeri pada bedebah, kisah fiksi kalah seru disbanding kisah nyata
Dinegeri para bedebah, musangn berbulu domba berkeliaran dihalaman
rumah.
Tetapi, setidaknya, Kawan, dinegeri para bedebah petarung sejati tidak
akan pernah berkhianat.
Tere liye bukanlah nama baru
didunia tulismenulis. Belasan karyanya sudah dapat ditemukan berderet di
rak-rak utama toko buku terkemuka. Setelah ter-image bahwa karya-karya seorang
tere liye adalah karya fiksi yang berkisahkan tentang roman atau kisah keluarga
yang memiliki banyak pesan tersirat serta kalimat-kalimat bijak yang ringan
namun menyentuh, melalui buku “Negeri Para Bedebah” ini tere liye hadir dengan
suasana baru yang sangatlah berbeda. Negeri Para Bedebah yang diterbitkan
pertama pada juli 2012 ini memiliki genre action yang walaupun hanya dari
tulisan namun tetap membuat pembacanya terkaget-kaget menanti kelanjutan kisah
pemeran utamanya, thomas, dari baris per-barisnya.
Thomas sendiri adalah seorang
konsultan keuangan yang cukup dikenal. Lulusan sekolah bisnis yang hebat di
luar negeri ini memiliki jalan berfikir yang sangatlah berbeda yang membuat
para kliennya bertepuk salut. Namun, dibalik itu Thomas memiliki sebuah dendam
masalalu dengan om nya sendiri, Om Liem yang semula dianggapnya bersalah atas
kematian kedua orang tuanya dan juga kehancuran keluarganya. Besar dengan
segala nasehat opa nya yang juga seorang pengusaha sukses, tommy -panggilan kesayangan Thomas- menurunkan pola pikir opa yang sangatlah
bijaksana dan penuh taktik.
Hingga ahirnya Thomas dipertemukan
dengan sebuah kasus tersembunyi selama ini, sebuah kasus yang terkait dengan
masa lalu kelamnya. Walau masih menyimpan dendam pada om nya, Om Liem, namun Thomas
tidak bisa tinggal diam melihat kasus likuidasi bank Semesta yang dipimpin Om
nya itu karena menurut penyelidikannya hal itu adalah rekayasa orang-orang
tamak yang berkuasa. Thomas memutuskan masuk kedalam kasus rumit Bank Semesta
dengan meloloskan Om Liem yang akan ditangkap petugas kepolisian. Bagaikan
belut Thomas berkali-kali lepas dari incaran polisi yang mengejarnya karna
melarikan tahanan penting negara. Dia berusaha mati-matian agar bank tersebut
tidak jadi di tutup, mempengaruhi ibu menteri dengan berbagai bukti bahwa bank
ini berkaitan banyak dengan uang Negara, mencuci otak putra mahkota sebuah
partai, hingga baku hantam dengan seorang jaksa dan petinggi hukum yang
ternyata adalah penghianat keluarganya. Selama pelariannya Thomas ditemani
seorang wartawati yang tidak sengaja masuk kedalam cerita rumit Thomas dan juga
asisten setianya Maggy.
Bukan Tere LIye namanya kalau tidak
memberikan ending yang diluar prediksi pembaca. Setelah nafas naik turun
mengimajinasikan kisah dua hari Thomas dalam pelariannya pembaca disuguhi
ending yang benar-benar terasa puas meski masih dibuat menggantung.
Sayangnya dalam buku ini digunakan
bermacam kosakata yang berkaitan dengan dunia ekonomi yang membuat bingung
orang-orang awam seperi saya. Namun hal itu bisa dikesampingkan dengan jalan
cerita yang berhasil membuat saya berdecak kagum, selain juga kalimat-kalimat
bijak yang walau singkat namun membekas diingatan. Sekali lagi saya merasa
tidak rugi menjadi pecinta karya seorang tere liye.
Sayangnya tempat persembunyian terbaik itu justru ditempat yang
terfikir oleh lawan, namun disepelekan olehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar