Good morning! Bubur ayam disebelah gue tinggal sedikit lagi waktu laptop
ini sudah bisa digunain buat bercerita. Awalnya sih gue mau nulis pake
smartphone gue aja, tapi ternyata sakin smartnya dia dan sakin nggak sabarnya
gue, gue mutusin ngebuka laptop juga pada ahirnya.
Perjalanan menjadi seorang disertation fighter gue sudah
memulai babak baru (cie..). Terhitung dari kemaren, waktu pengumuman nama
pembimbing. Dan.. nggak semua yang lo rencanain dengan matang itu akan
terlaksana sesuai dengan apa mau lo. Tuhan lebih tau mana yang terbaik buat
umatnya toh? Dan, disinilah gue sekarang, duduk sarapan di salah satu
warung makan, sambil menimbang-nimbang antara dua pilihan yang cukup berat
(selain badan yang juga berat).
Setelah keluar nama pembimbing kemaren, gue, yang sudah
merencanakan banyak hal sebelumnya. Sudah berusaha semaksimal yang gue bisa.
Gue, berbekal dengan form tugas ahir yang sempet gue post di akun instagram
gue, yang waktu itu sudah lengkap dengan tandatangan ca-pembimbing 1 dan dokter
ca-pembimbing 2. Segenap hati sepenuh jiwa, dengan berbinar binar ngeletakkin map pink yang nggak unyu itu diatas tumpukan map yang senada.
Dan,ternyata.. tuhan berkehendak lain. Hahahaha. Bukan itu yang terbaik
buat gue.
Ibuk cantik. Yap… si ibuk cantik ini yang ternyata
dijodohkan tuhan buat gue, membimbing gue untuk menyelesaikan script sweet gue
-yang awalnya mau gue kasih nama rock n roll dissertation-. Berhubung ibuk gue
cantik, nggak mungkin gue kasih judul rock n roll kan? Here. Script sweet.
“Bahkan, sepasang hati yang sudah duduk didepan penghulupun
bisa batal mengikrar kalau memang tuhan berkehendak” – fristy's gulana quote
Ya.. Gue dalam gundah gulana. Galau kronis!
Setelah dipastikan gue bakal di bimbing dalam proses ahir menyelesaikan jenjang S1 dengan ibuk cantik, yang gue galaukan selanjutnya
adalah gue mau kemana. Apa yang harus gue pilih. Kesampingkan dulu masalah judul
skripsi. Gue musti tentuin pintu mana yang musti gue ketuk. Pintu yangdibalik
masing-masingnya punya kisah yang bakal gue jalani kedepannya.
Keenakan ngetik, gue ampe lupa makan bubur ayam disebalh laptop gue yang ternyata udah dingin. –“
Keenakan ngetik, gue ampe lupa makan bubur ayam disebalh laptop gue yang ternyata udah dingin. –“
New team of andalas cancer reset center or use white uniform and be clinical researcher
*hening* *baru sadar, kalau keduanya tetep pake seragam putih.
Dari kemaren gue udah mendatangi banyak pihak untuk minta
peritmbangan. Mengunjungi dari satu kamar kos ke kamarkos yang lain. Nyari
penerahan. Mungkin sebaiknya gue juga minta pendapat penjaga toko lampu biar
tambah terang.
Satu sisi gue berminat juga buat mencoba kerja di laboratorium dengan berbagai alat-alat yangbiasanya selalu bikin gue terpesona sekaligus bingung. Apalagi, kerja di labor, dengan status ngerjain proyek dosen. Kalau proyeknya kelar nama gue juga bakal tercantum disana sebagai peneliti muda. Ya, walau nggak ngerjain proyek dosenpun gue tetep juga bakal jadi peneliti muda juga sih. Sisi lain nya, gue masih juga penasaran gimana rasanya berdiri menghadapi pasien dengan seragam putih kebesaran seorang apoteker muda, walau skarang statusnya masih sebagai calon apoteker. Ngadepin pasien-pasien, walau sekarnag masih sekedar ngewawancarain. Ketemu dengan bebagai praktisi kesehatan lain.Ngecengin dokter koas, ya.. semacam itu lah.
Dan, dari dua nara sember yang gue temui, serta satu orang penengah yang gue satronin juga kamar kos nya dan sebuah pintu kamar yang jadi pelepas emosi, dua sense beda gue rasakan. Perasaan yang.. susah dijelaskan dengan kata-kata. Kalau kata Justin bieber itu like butterfly in my stomach didn’t stop stop.. Ngeri banget dah masa ada kupu-kupu dalem perut.
Satu sisi gue berminat juga buat mencoba kerja di laboratorium dengan berbagai alat-alat yangbiasanya selalu bikin gue terpesona sekaligus bingung. Apalagi, kerja di labor, dengan status ngerjain proyek dosen. Kalau proyeknya kelar nama gue juga bakal tercantum disana sebagai peneliti muda. Ya, walau nggak ngerjain proyek dosenpun gue tetep juga bakal jadi peneliti muda juga sih. Sisi lain nya, gue masih juga penasaran gimana rasanya berdiri menghadapi pasien dengan seragam putih kebesaran seorang apoteker muda, walau skarang statusnya masih sebagai calon apoteker. Ngadepin pasien-pasien, walau sekarnag masih sekedar ngewawancarain. Ketemu dengan bebagai praktisi kesehatan lain.
Dan, dari dua nara sember yang gue temui, serta satu orang penengah yang gue satronin juga kamar kos nya dan sebuah pintu kamar yang jadi pelepas emosi, dua sense beda gue rasakan. Perasaan yang.. susah dijelaskan dengan kata-kata. Kalau kata Justin bieber itu like butterfly in my stomach didn’t stop stop.. Ngeri banget dah masa ada kupu-kupu dalem perut.
Hidup itu pilihan.
Kalau katnaya Sherlock itu, the game is on. Permainan sudah di mulai. Dan gue harus menentukan tempat mana yang akan jadi arena bertarung gue selanjutnya. Tempat yang pastinya tidak boleh ngebuat gue kalah. Tempat yang harus membuat gue semakin dan semakin penasaran. Bukan semakin dan semakin stuck, terdiam. Tempat yang bakal gue capai high score nya (oke, bantu gue aminkan yang ini. Aamiin). Dan.. tempatnya adalah....
“Stop think that you can’t. Everything, if it is still in
your passion, you will pass it well” - wise fristy
disertation? emang udah S3??
BalasHapusS1 = Skripsi
S2 = Tesis
S3 = Disertasi
"S" kami yang sdh tigo biji...
one more correction, "stop" is followed by gerund (v1 + ing)..= "stop thinking"
udah mainstream skripsi, huhft.. pake enggrang dong.. gapai yg tinggi~ *ngeles*
BalasHapus