Selasa, 05 November 2013

siapa salah? salah siapa? simalakama.

kata fhad jibran itu yang galau yang meracau. sedikit banyak saya menyetujui ini. melihat pada diri sendiri, ya.. kalau saya lagi galau pasti banyak meracau.

pagi ini, entah kenapa saya ingin sekali berceloteh banyak tentang banyak hal, tapi setelah pintu dibuka dan saya menghadapi dunia tempat saya bisa meracaukan semua galauan saya, saya malah bingung mau menuangkan apa.

saya hanya ingin menyalahkan sesuatu atas perasaan aneh yang sedang saya rasakan ini. Seperti ingin muntah tapi tidak tau apa yang mau dikeluarkan. Tapi kalau didiamkan, rasanya menyesak didalam perut. Serba salah.
mungkin saya hanya sedikit sesak dengan rutinitas
Saya salahkan rutinitas? tunggu, memang seketat apa rutinitas mengikat saya? Tidak ketat sama sekali. malah lebih ketat ditahun-tahun awal saya kuliah. Dulu, waktu saya dihadapkan dengan bertumpuk praktikum saya masih bisa hidup dengan rasa damai dan tentram. Lantas salah rutinitas? nampaknya bukan.

mungkin saya butuh suasana baru
Hahaha. ada yang bilang "Life start when you out from your box" (nggak persis gitu, tapi kira-kira seperti itu) , dan saya mencoba. Lalu? entah salah saya atau salah mereka (walau saya lebih ingin menyalahkan mereka, tapi saya bukan tipe yang suka menyalahkan orang lain.)  ternyata keluar dari lingkungan bukan tabiat saya. Berada di lingkungan baru banyak membuat saya memasang wajah palsu. Sedang dilingkungan biasa saya saja kadang masih menggunakan topeng, apalagi kalau keluar lingkungan. Entah kenapa baru sekali mencoba keluar sangkar dan saya merasa.. kapok.

siapa yang bisa saya persalahkan atas kondisi saya ini? kenapa semua hal yang datang seakan menjadi beban untuk saya jalani, padahal semua cuma rutinitas biasa. Kuliah biasa. Tugas biasa. Biasanya saya bisa menikmati semuanya. Kenapa sekarang saya merasa tertekan?

Masalah. Masalah memang selalu ada. Mungkin saya tipe yang jarang memikirkan masalah yang datang. Semua saya selesaikan dengan metode suka-suka. Tapi kenapa sekarang saya begitu memikirkan semua hal. dan ahirnya semua bersatu dikepala saya seperti telur dadar yang per komposisinya tidak bisa dipisahkan dan membuat kepala saya terasa berat. Tugas dosen, tugas kuliah, tuntutan diri sendiri akan masadepan, bayangan cita-cita, bahan kuliah yang mau diujiankan, praktikum, kepanitiaan, tanggungjawab di organisasi, bla, bla, bla, bla.





saya rasa saya butuh waktu lebih dari 24 jam satu hari...




2 komentar:

  1. thinking too much only causes other problems,... the problems send and spread negative energy surroundings

    WOLES!

    BalasHapus
  2. dont think too much. just enjoy your life!

    BalasHapus